Monday, January 28, 2013

KONSERVASI


Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have). Namun, secara umum  Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan, melindungi, dan menyelamatkan alam.


Manusia senantiasa berusaha untuk menciptakan suatu karya yang baru. Perkembangan zaman membuat peradaban menjadi semakin maju. Namun kemajuan ini tidak seirama dengan sikap manusia terhadap alam. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak dari kita yang hanya mengambil keuntungan dari alam namun tidak membalas jasa alam dan parahnya, tidak menggubris resiko yang akan mereka timbulkan kelak. Misalnya saja membuang sampah sembarangan atau bukan pada tempatnya, menggunakan kendaraan bermotor dengan tidak semestinya, dan boros energi. Akibatnya terjadi berbagai macam hal yang tidak diinginkan yaitu pencemaran seperti, pencemaran tanah, suara, panas, dan udara.

Pencemaran suara dapat diartikan sebagai suara yang berintensitas tinggi yang tidak disenangi manusia yang dalam jangka waktu panjang tidak hanya mengganggu namun juga dapat merusak alat pendengaran manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain pencemaran suara ada juga pencemaran panas yang bisa disebabkan oleh limbah-limbah radio aktif, limbah industri mesin, pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Pencemaran panas memang tidak terlalu mencolok dalam kehidupan. Pengaruhnya baru akan terlihat jika keadaan sudah sangat parah.

Pencemaran tanah pada umumnya terjadi akibat buangan bahan-bahan sisa dan sebagian besar ditimbulkan oleh masalah sampah. Sebenarnya jarang terjadi pencemaran tanah akibat hasil dari industri, meski tidak menutup kemungkinan hal itu ada. Sampah organik maupun anorganik yang tidak di olah secara benar akan menimbulkan pencemaran tanah.

          Bagaimana cara mencegah timbulnya pencemaran-pencemaran itu?

Tidak ada kehidupan yang tidak berharga di dunia ini, semua kehidupan itu sama baiknya tergantung bagaimana cara kita menjalaninya. Jika kita baik pada alam, maka alam juga akan baik kepada kita. Sebaliknya, jika kita berlaku kasar, hukum alam selamanya tetap berlaku.

Mencegah tidak sama dengan mengobati, hebatnya Konservasi melingkupi kedua aspek tersebut. Alangkah indahnya jika kita bisa mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi sebelum harus melakukan pengobatan yang dalam segi ekonomis tentu sangat jauh berbeda nominalnya.

Mencegah hal buruk terjadi pada alam harus dimulai dari diri sendiri. Seseorang harus menanamkan sikap peka terhadap lingkungan sebelum ia menyuruh orang lain untuk mencintai lingkungan. Kebersihan lingkungan juga harus selalu di jaga. Kebersihan lingkungan merupakan usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat sehingga dapat mencegah penularan penyakit. Kebersihan lingkungan tidak hanya untuk mencegah datangnya penyakit, namun juga memberi kenyamanan bagi dirinya sendiri dan orang lain.



Mengolah Sampah Menjadi Kompos
Hal lain yang juga harus dilakukan dalam menjaga lingkungan adalah pengolahan sampah. Yaapss sampah, kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Atau dengan kata lain sampah adalah bagian dari sesuatu yang sudah tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Oleh karena itu, muncul ide-ide baru mengolah sampah menjadi benda yang lebih berguna.
Sebelum melakukan pengolahan sampah, hendaknya kita harus memisahkan sampah-sampah tersebut terlebih dahulu. Pemisahan sampah ini dikarenakan  karakter suatu bahan yang akan mengalami degradasi, sehingga berubah menjadi bahan dasarnya atau menjadi bahan lain yang diharapkan lebih bermanfaat.
Dalam pemilahan sampah, kita membutuhkan tempat-tempat sampah yang berbeda sesuai jenisnya. Biasanya sampah dipilah menjadi 2 jenis, sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa dibagi menjadi sampah organik dedaunan, kertas, dan lain-lain. Kemudian sampah anorganik juga bisa dibedakan menjadi sampah pecah belah, plastik, dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, pemilahan sampah dikarenakan waktu degradasi bahan yang berbeda-beda. Menurut waktu degradasinya, sampah organik seperti daun, buah, dan sayuran membutuhkan waktu degradasi sekitar 2-4 minggu, sampah kertas 10-30 hari, dan sampah anorganik seperti kaleng, kaca, kantong plastik, dan styrofoam membutuhkan waktu selama 100 hingga 100.000 tahun.
Selain karena alasan degradasi atau penghancuran,  pemilahan sampah juga dapat dimanfaatkan dalam segi ekonomis. Pemilahan sampah dapat mempermudah orang lain menggunakan sampah tersebut sesuai jenis yang mereka butuhkan. Sampah anorganik seperti botol, gelas, besi atau logam dapat langsung digunakan kembali setelah di daur ulang atau dibersihkan dahulu.
Selain sampah anorganik yang bisa dimanfaatkan, sampah organik seperti dedaunan dan kertas juga masih dapat dimanfaatkan setelah di daur ulang melalui proses pengomposan sehingga menjadi pupuk organik (kompos) yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Proses membuat kompos sangat sederhana, seseorang akan menguasainya dengan cepat jika dilatih.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan pemisahan sampah organik dan anorganik ini antara lain :
Ø  Berkontribusi secara langsung dalam memecahkan masalah penanganan sampah yang menumpuk.
Ø  Kualitas lingkungan meningkat. Lingkungan yang bersih dari sampah akan lebih terasa nyaman.
Ø  Kualitas estetika/keindahan meningkat.
Ø  Tambahan pendapatan. Sampah organik yang dapat diolah menjadi pupuk kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi barang yang lebih bermanfaat.
Kita adalah produsen sampah, maka sebaiknya kita juga secara bersama-sama menangani masalah sampah karena kita juga lah yang akan menikmati lingkungan yang bersih.
Bila Bukan Kita Yang Peduli, Siapa Lagi ?

Apakah Kompos itu ?
Kompos adalah pupuk organik yang merupakan hasil penguraian atau dekomposisi    bahan organik (tanaman, hewan, sampah) yang dilakukan oleh mikroorganisme aktif (bakteri dan jamur). Contoh sampah organik yang dapat dijadikan kompos adalah daun-daun gugur, sisa-sisa sayur, buah, dll.
Proses membuat kompos dimulai dari pemilahan sampah, kemudian melalui proses pengumpulan. Proses pengumpulan dilakukan setelah sampah-sampah sesuai jenisnya yang sebelumnya ditampung dalam tempat sampah pemisah kemudian dipindah ke sebuah bak penampungan untuk kemudian dihancurkan (dicacah menjadi halus ±2 cm) agar lebih mudah didekomposisi. Setelah itu, dibawa ke lokasi pembuatan kompos di tempat yang telah ditentukan.
Bahan organik yang telah melalui proses pengecilan atau penghancuran, kemudian disusun menjadi tumpukan memanjang dengan dimensi panjang × lebar × tinggi = 2m × 12m × 1,75m (sesuai kebutuhan). Pada setiap tumpukan dapat di beri terowongan bambu yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
Bahan organik secara alami akan mengalami peruraian oleh ratusan jenis mikroba (bakteri, jamur, ragi). Mula-mula sejumlah besar bakteri akan menyerbu, terlihat adanya lapisan putih di permukaan kompos (jamur dan actinomycetes). Kompos dapat dijadikan tempat berkembangnya serangga dan cacing karena banyak sumber makanannya.
Langkah selanjutnya adalah bahan organik yang ditumpuk kemudian di balik. Proses pembalikan ini mempunyai banyak fungsi, yaitu :
*       membuang panas yang berlebihan,
*      memasukkan udara segar,
*      meratakan proses dekomposisi,
*      meratakan pemberian air, dan
*      membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
Penyiraman juga tidak boleh terlewat dalam proses ini. Penyiraman dilakukan pada bahan baku serta tumpukan yang terlalu kering. Pada penyiraman ini, cairan yang digunakan berupa : EM 4, tetes tebu, dan air. Cairan-cairan ini kemudian dicampur dan di semprotkan pada bahan organik.
Bahan organik yang telah disusun harus dijaga kelembabannya. Jangan terlalu basah, namun juga tidak boleh kering. Apabila terlalu basah, perlu dilakukan pembalikan kembali.
Setelah 3-5 minggu, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan. Saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat, tua atau kehitaman. Kompos masak pada tahap pematangan selama 14 hari.
Tahap selanjutnya adalah penyaringan. Penyaringan dilakukan untuk pemisahan ukuran kompos sesuai kebutuhan, serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak atau belum dapat dikomposkan yang lolos dari proses awal pengomposan. Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan pada tumpukan yang baru sedangkan bahan yang tidak bisa dikomposkan dituang sebagai hasil residu. Sampah organik yang tak terurai bisa dibakar dan arangnya bisa dimanfaatkan untuk menaikkan pH tanah dan mengikat unsur logam berat yang beracun.
Kompos yang baik mengandung unsur hara makro Niotrogen > 1,5 % , P2o5 (Phosphat) > 1 % dan K20 (Kalium ) > 1,5 %, disamping unsur mikro lainnya. C/N ratio antara 15-20 , diatas atau dibawah itu kurang baik.
Tahap terakhir adalah pengemasan. Pengemasan dilakukan untuk melindungi kompos agar terhindar dari pencemaran, bibit-bitbit jamur, dan benih gulma yang mungkin terbawa oleh angin.
Selain itu, pada proses pembuatan kompos dibutuhkan pengendalian terhadap temperatur tumpukan, kelembapan, oksigen, kecukupan C/N Ratio, dan volume agar memperoleh hasil yang baik.
          Manfaat kompos :
*      Kompos dapat meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah yang selanjutnya akan meningkatkan produksi tanaman,
*      Kompos meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah,
*      Pada perikanan, umur pemeliharaan ikan berkurang dan pada tambak, umur pemeliharaan 7 bulan menjadi 5-6 bulan,
*      Selain itu, kompos membuat rasa buah dan sayuran lebih enak, lebih harum dan lebih masif. Hal inilah yang mendorong perkembangan tanaman organik, karena lebih sehat dan aman karena tidak menggunakan pestisida,
*      Pembuatan kompos di sekolah dapat membangkitkan jiwa mandiri pada siswa yang ikut berpartisipasi,
*      Mengurangi pencemaran yang akan timbul akibat sampah.

Reboisasi
Selain mengampu tentang materi kompos, divisi Konservasi juga mengatasi tentang Reboisasi. Semua pasti tahu apa itu Reboisasi kan?
Banyak orang yang telah mengenal ataupun mengerti apa yang dimaksud dengan REBOISASI? Yuups.. sebuah kata yang bermakna penghijauan kembali hutan ataupun ladang kosong yang gundul. Namun pada kenyataannya orang hanya cukup tahu tentang arti dari kata reboisasi, tanpa selanjutnya melakukan tindakan.
Tujuan dari reboisasi adalah  untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjaga klestarian alam semesta. Sedangkan fungsi dari reboisasi sendiri adalah        :
*      Menyerap polusi dan debu dari udara
*      Sebagai paru-paru dunia
*      Membangun kembali habitat dan ekosistem alam
*      Mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon dioksida dari udara.
*      Hasilnya dapat dimanfaatkan, misalnya kayu dan lain-lain.



Tujuan Konservasi sendiri adalah untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, oleh karena itu konservasi menjadi kewajiban setiap umat manusia. Saat ini, bumi kita semakin menangis. Tidak sedikit bagian dari bumi ini yang merasakan kejamnya tangan-tangan jahat manusia. Pencemaran yang membabi buta mengakibatkan alam semakin tersedak. Tugas kitalah untuk menjaga kekayaan bangsa Indonesia yang berupa hutan, gunung, laut yang mana merupakan sumber kekayaan alam yang serbaguna sebagai manifestasi dari kemurahan-Nya.

No comments:

Post a Comment